Rabu, 28 Maret 2012

Gajahmada dalam Sentuhan Novel


Judul : Gajahmada
Penulis : Langit Kresna Hariadi
Penerbit: Tiga Serangkai



Beberapa waktu lalu saya ngobrol dengan rekan kerja, Wahyu Wirawan. Ngobrol tidak selalu diartikan menggosip tapi bisa juga berdiskusi. Dan rasa-rasanya apa yang kami bicarakan dapat dikategorikan sebagai diskusi. Obrolan kami sampai pada pembahasan bagaimana ketika sejarah dihadirkan dalam bentuk novel seperti yang sudah dilakukan oleh Pramudya Ananta Toer. Pun demikian dengan Langit Kresna Hariadi dengan novelnya Gajahmada.

Obrolan itulah yang membawa saya pada ingatan ketika saya menelusuri satu demi satu kalimat yang dirangkai Langit dalam novelnya Gajahmada. Saya membaca buku itu ketika masih mengambil studi  s1 di Universitas Negeri Malang. Dan saya pun ingat bahwa buku tersebut terbeli dari kegagalan saya berangkat ke Brunei Darussalam sebagai salah satu mahasiswa penerima beasiswa  Asian Student Exchange Program . Tampaknya saya harus berterimakasih kepada pihak penyelenggara atas kegagalan keberangkatan itu. Dengan pengganti uang saku yang jumlahnya lumayan membuat saya kaya dalam beberapa bulan, cukuplah  sebagai ganjal rasa kecewa. Kalau tidak begitu mana mungkin saya punya cukup uang untuk membeli buku, saat itu uang 60 ribu sangatlah besar jumlahnya bagi anak kos macam saya.

Buku Gajahmada saya beli dari toko buku Toga Mas di Malang, satu-satunya toko buku lengkap di Malang yang memberikan harga mesra dengan kantong saya. Gajahmada milik Langit Kresna Hariadi terdiri dari lima jilid dengan masing-masing sub judul yang sangat menarik. Buku pertama hanya berjudul Gajahmada tanpa sub judul kemudian disusul Bergelut dalam Kemelut Tahta dan Angkara, dan berturut-turut kemudian Hamukti Palapa, Perang Bubat, Madakaripura Hamukti Moksa.

Sejujurnya saya belum membaca semuanya, hanya sampai pada buku kedua. Namun begitu saya sudah merasakan indahnya rangkaian kata dan kalimat yang ditulis oleh Langit. Seperti yang dikatakan oleh rekan saya, membaca buku Gajahmada bila benar-benar dinikmati rasanya tidak mau berhenti. Terus membaca dan terus.
Gajahamada hadir sebagai sosok utama, dengan setting cerita yang memukau. Saya mengagumi ketinggian imajinasi penulis, yang mampu membawa pembaca untuk kembali ke masa dimana Gajahmada pernah hidup. Buku ini hadir untuk menyegarkan pikiran kita dari keruwetan hidup masa kini.

Tidak ada komentar: