Minggu, 23 November 2014

Menjadi Pemenang Sayembara Puskurbuk 2012



“Sering bermimpi untuk memenangkan lomba menulis, tapi tidak pernah terbayangkan sedikitpun justru mimpi itu terwujud disaat hamil besar, orang jawa bilang rejekine bayek (bayi)”

Bersama pemenang lain juga panitia

Itulah kalimat yang saya posting di FB saya bersamaan dengan mengunggah foto-foto. Memang ini adalah hal yang luar biasa buat saya pribadi. Sebagai orang yang tidak bisa menulis, dulunya. Kemudian mendapat kesempatan  bisa menjadi pemenang adalah nikmat yang tak terkirakan.

Semua itu berawal dari draf tulisan yang sudah saya buat tahun 2010. Draf tulisan biografi tentang seorang tokoh perempuan. Tahun 2012 oleh suami saya disarankan agar draf tersebut diperbaiki dan diikutkan sayembara menulis buku yang diadakan oleh Puskurbuk Kemdikbud. Awalnya saya tidak PD, sepertinya juga tidak menang. Lha wong saya tidak begitu pandai menulis, ya hanya taraf bisa saja.

Suami saya tentu saja ikut. Dia sudah pengalaman menulis karena beberapa tulisannya memang sudah diterbitkan. Saya sendiri juga sudah punya buku hasil kolaborasi dengan suami saat kuliah S2. Tapi kan waktu itu saya dompleng nama dia yang mungkin sudah dikenal oleh penerbit :) Tapi yang namanya usaha ya dicoba sajalah. Siapa tahu menang.

Sekitar 5 bulan kemudian, saat saya sudah pindah rumah surat pemanggilan sebagai calon pemenang datang. Surat dialamatkan ke rumah kontrakan lama, dan syukurnya ibu pemilik kontrakan mau mengantarkan suratnya ke rumah saya.  Karena terlalu bahagia saya sampai melompat-lompat waktu itu padahal sedang hamil 8 bulan.

Suami saya yang notabene sudah penulis sudah punya banyak buku malah tidak lolos. Mungkin tema yang ditulis kurang menarik bagi juri.


Meja saya selama proses lomba

Karena sedang hamil besar berangkatlah saya ke Jakarta di antar oleh suami. Semua peserta menginap di hotel Arya Duta. Semua transportasi dan akomodasi selama di Jakarta ditanggung oleh panitia. Pokoknya gratis tis tis. Bahkan pulang bawa hadiah belasan juta. Hadeh senengnya…

Trik menulis dari Helvy Tiana Rosa
Saya tidak ikut menari, perut sedang gede-gedenya karena hamil 8 bulan
Dari sinilah saya kemudian percaya bahwa tidak ada hal kecil asalkan kita lakukan dengan sungguh-sungguh. Saya mendapatkan juara 3 sementara juara 1 dari Bali dan juara 2 dari Pasuruan. Banyak pemenang berasal dari kalangan guru. Saya kagum sama mereka yang produktif menulis di tengah-tengah iklim menulis yang rendah pada kebanyakan guru-guru di Indonesia. Sayangnya saat sesi ujian wawancara harus ada peserta yang dipulangkan karena naskahnya adalah hasil jiplakan. 

Saya acungi jempol panitia lomba karena mereka tidak menggunakan sistem urutan. Sehingga jika juara 1 misalnya terbukti plagiat, tidak secara otomatis juara 2 menjadi juara 1. Juara 2 tetap juara 2 sementara juara 1 nya akan dikosongi. Hal ini dilakukan untuk menjaga kredibilitas perlombaan.

Selain melakukan ujian wawancara, peserta juga dibekali dengan ilmu penulisan dengan banyaknya seminar yang harus kami ikuti. Selain itu kunjungan ke Gramedia juga menjadi jadwal kunjungan para peserta. Sementara untuk wisata panitia mengajak ke TMII. Tentu saja senang karena bisa bertemu dengan penulis-penulis dari seluruh nusantara. 

Siapa saja yang ingin menang lomba sayembara menulis buku Puskurbuk. Ayo mulai dari sekarang dimulai membuat drafnya. Lomba diadakan setiap tahun, dan dimulai di pertengahan tahun. 

selamat berkarya






Tidak ada komentar: