Kamis, 29 Maret 2012

Sejarah Mentalitas ala Kuntowijoyo



Mengingat secuil peristiwa menjelang hari bersejarah yang dirayakan oleh seluruh rakyat Indonesia. Pagi hari tanggal 17 Agustus 1945, rumah Sukarno di Jalan Pegangsaan Timur Jakarta ramai dengan persiapan upacara. Ada banyak mata biru milik para londo yang memandang sinis.
Yu Tri, kerek bendera itu”, tiba-tiba terdengar suara beberapa orang. Si pemilik nama menyahut “Ndak mau, lebih baik saudara Latif (Hendraningrat) saja. Dia kan dari Peta”. Maka kita sekarang Latif Hendraningrat sebagai pengerek bendera pusaka pada upacara paling bersejarah bagi bangsa Indonesia yaitu upacara proklamasi kemerdekaan 17 Agustus 1945 di Jalan Pegangsaan Timur No. 56 kediaman Sukarno dan keluarga.
Lantas siapakah sosok manusia yang dipanggil “Tri” itu? Perempuan dengan panggilan “Tri” itu adalah Surastri Karma Trimurti yang kemudian lebih populer disebut SK. Trimurti. Sosoknya kecil mungil namun semangat dan keberaniannya membaja. Pengalamannya keluar masuk penjara akibat melawan Belanda adalah catatan sejarah yang melekat padanya.
Dia seorang wartawati, tulisannya tajam dan cenderung berani sehingga menimbulkan kecurigaan pemerintah kolonial. Namun demikian Surasti tak pernah merasa gentar atau menyerah.
Saya sadar anda pembaca pasti tidak tahu siapa tokoh yang saya bicarakan. Kalau pun ada yang tahu pasti hanya beberapa orang saja. Namanya memang tak pernah disebut di dalam buku pelajaran sejarah anak sekolah, namun begitu bukan berarti dia tak layak disebut pahlawan. Seandinya dia jadi mengerek bendera namanya akan banyak ditulis di buku sejarah anak sekolah??

Tidak ada komentar: