Mengingat
secuil peristiwa menjelang hari bersejarah yang dirayakan oleh seluruh rakyat Indonesia. Pagi
hari tanggal 17 Agustus 1945, rumah Sukarno di Jalan Pegangsaan Timur Jakarta
ramai dengan persiapan upacara. Ada
banyak mata biru milik para londo yang memandang sinis.
Yu
Tri, kerek bendera itu”, tiba-tiba terdengar suara beberapa orang. Si pemilik
nama menyahut “Ndak mau, lebih baik saudara Latif (Hendraningrat) saja. Dia kan dari Peta”. Maka
kita sekarang Latif Hendraningrat sebagai pengerek bendera pusaka pada upacara
paling bersejarah bagi bangsa Indonesia yaitu upacara proklamasi kemerdekaan 17
Agustus 1945 di Jalan Pegangsaan Timur No. 56 kediaman Sukarno dan keluarga.
Lantas
siapakah sosok manusia yang dipanggil “Tri” itu? Perempuan dengan panggilan
“Tri” itu adalah Surastri Karma Trimurti yang kemudian lebih populer disebut
SK. Trimurti. Sosoknya kecil mungil namun semangat dan keberaniannya membaja.
Pengalamannya keluar masuk penjara akibat melawan Belanda adalah catatan
sejarah yang melekat padanya.
Dia
seorang wartawati, tulisannya tajam dan cenderung berani sehingga menimbulkan
kecurigaan pemerintah kolonial. Namun demikian Surasti tak pernah merasa gentar
atau menyerah.
Saya
sadar anda pembaca pasti tidak tahu siapa tokoh yang saya bicarakan. Kalau pun ada yang
tahu pasti hanya beberapa orang saja. Namanya memang tak pernah disebut di
dalam buku pelajaran sejarah anak sekolah, namun begitu bukan berarti dia tak
layak disebut pahlawan. Seandinya dia jadi mengerek bendera namanya akan banyak
ditulis di buku sejarah anak sekolah??
Tidak ada komentar:
Posting Komentar