Ketika itu saya harus membaca buku karangan
Djarnawi Hadikusuma berjudul
Matahari-Matahari Muhammadiyah dalam rangka diminta teman untuk membantu
menulis sebuah naskah buku. Saya tertarik pada salah satu cerita tentang tokoh
dari organisasi Muhammadiyah bernama KH. Ibrahim.
Disitu diceritakan tentang metode mengaji
ala KH. Ibrahim. Perlu saya ingatkan bahwa KH. Ibrahim adalah salah satu
pemimpin organisasi Muhammadiyah. Yang menarik, dari metode mengaji itu
dinamakan Sorogan dan Wetonan. Metode sorogan adalah metode belajar mengaji
dengan cara face to face atau seorang demi seorang, dan biasanya oleh sang kyai
dilakasanakan setiap pagi dari pukul 7 sampai 9. Sementara metode weton adalah metode belajar
mengaji dengan cara sang Kyai membaca, sedang santri-santrinya mendengarkan
dengan memegang kitabnya masing-masing. Wetonan dilaksanakan setiap hari
sesudah ashar sampai kurang lebih pukul 5 sore.
Saya tidak mengerti bagaimana rasanya
ketika mengaji menggunakan metode Sorogan dan Wetonan, karena saya memang tidak
pernah nyantri. Metode inilah yang kemudian dipakai oleh santri-santri masa
kini. Beruntunglah hei para santri yang pernah merasakan metode ini.
3 komentar:
thanks infonya.. sangat membantu
Thanks.. info yg sangat menarik...
sama-sama @ mansur ga'ga :)
Posting Komentar