Sabtu, 22 November 2014

Mahasiswa Baju Hitam Putih

Ini adalah catatan saya di FB bertanggal 23 Oktober 2013

Ini adalah tahun pertama saya menjadi DPP bagi mahasiswa PPL. Tentu istimewa buat saya. Pengalaman pertama selalu istimewa dan membawa kenangan tersendiri.

Datang ke sekolah, melihat mahasiswa PPL dengan baju hitam putih mengingatkan saya dengan kenangan ketika menjadi mahasiswa PPL, dulu sekitar 5 tahun yang lalu. Bedanya, dulu saya diuji, sekarang saya menguji. Dulu saya datang ke sekolah harus pakai hitam putih (seragam khas mahasiswa PPL), sekarang saya bisa datang dengan warna baju suka-suka. Dulu saya dinasehati, sekarang saya yang menasehati (atau sok menasehati). Dulu saya selalu kelabakan menyiapkan RPP dan perlengkapan untuk mengajar, sekarang saya tinggal bilang “mana RPP nya?” Dulu saya kurus, sekarang lebih gemuk.  Memang beda ya dulu dan sekarang.

Yang menarik buat saya adalah ternyata tidak selalu mahasiswa yang pandai di kelas mampu mengajar dengan baik, menyenangkan, dan memenuhi unsur-unsur penilaian dengan sempurna. Mereka yang selama ini saya kenal pendiam atau biasa-biasa saja di kelas justru mampu memberikan menampilkan terbaik. Ini tidak hanya dari saya, tapi beberapa rekan dosen pun mengakui hal ini. Sementara ada juga yang sebenarnya pandai di kelas tapi kurang beruntung dalam praktek. Saya bilang kurang beruntung karena belum bisa menghilangkan kegugupan ketika mengajar, sehingga penampilan mengajar jadi berantakan. Tapi yang terpenting dari semua itu adalah proses. Proses bagaimana dari status mahasiswa menjadi setengah pengajar.

Mereka, ada yang semakin gemuk. Mungkin karena bahagia dan menikmati masa-masa PPL. Ada yang semakin kurus, alasannya capek karena setiap hari harus berangkat pagi pulang sore dengan begitu banyak beban tugas dan pekerjaan. Kebetulan PPL nya terpadu dengan KKN, ini berbeda dengan masa kuliah saya dulu dimana PPL terpisah dengan KKN.  Tapi buat saya yang terpenting adalah mereka menjadi dewasa dengan sendirinya, karena proses, karena tanggung jawab di sekolah.
Saya selalu bilang kepada mereka, masa-masa PPL harus dinikmati karena hanya terjadi seumur hidup (kecuali sebab-sebab tertentu). Besok, tugas mereka sebagai mahasiswa PPL sudah berakhir. Tugas saya pun juga sudah usai.


Tidak ada komentar: